Saturday, July 24, 2010
Penutupan Pelatihan di TNTS
Alhamdulilah, pelaksanaan pelatihan di Tagum National Trade School telah usai. Kegiatan ditutup pada 23 Juli 2010 oleh Vocational High Scholl II, Mr. Jose M. Baldonado, Jr. Pelatihan dilaksanakan selama dua minggu dengan diikuti guru dan siswa dari dua sekolah, Tagum National Trade School dan Tagum City High School. Sayang dalam pelatihan ini kami belum dapat menghasilkan produk game, kami hanya dapat menghasilkan produk berbasis visual. Perangkat komputer yang berbeda spesifikasi menjadi hambatan utama. Sebagian peserta mampu cepat menyelesaikan contoh-contoh program, sementara sebagian yang lain tidak kunjung selesai me-”running” program. Dalam beberapa sesi, kami mencoba mengisi dengan konten game, namun tidak dapat mencapai target sehingga kami berinisiatif mengalihkan ke konten visual. Dari sisi latar belakang peserta, sebagian besar adalah “newbi”, perlu waktu untuk menjelaskan logika dan algoritma pemrograman dasar. Perlu diketahui pula, peserta mengikuti pelatihan dengan mengandalkan komputer sekolah, hanya satu peserta yang membawa laptop. Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk mengerjakan tugas atau belajar dengan komputer di luar sekolah.
Dengan keterbatasan yang ada, peserta tetap bersemangat mengikuti pelatihan. Manfaat pelatihan sudah dapat mereka implementasikan. Mereka sudah dapat membanggakan karya mereka yang dapat ditampilkan di mobile device masing-masing. Kami akan melaksanakan evaluasi agar pelatihan di sekolah lain dapat berjalan lebih baik lagi.
Wednesday, July 21, 2010
Sejenak bersama staf ICC
Kemarin sore, Selasa, 20 Juli 2010
Kami bertemu dengan staf pengajar ICC (Interface Computer College) Davao City.
Awalnya, saya dan Rani akan bertemu dengan mas Ivan (putra dari salah seorang home staff KJRI Davao) dan dosennya sekitar jam 1, setelah makan siang.
Ternyata kemudian kami dikabari bahwa dosen yang bersangkutan ada jadwal mengajar mendadak, sehingga jadwal pertemuan tersebut diundur menjadi jam 3.
Akhirnya kami berangkat dari HOI ke kampus tersebut jam 2.15, dengan menggunakan taxi, yang untungnya cukup terjangkau dan supirnya pun dapat dipercaya.
Kami pun sampai di kampus ICC jam 2.40.
Sesampainya di ICC, Ivan sudah menunggu kami di depan gedung kampus. Setelah bertanya kepada resepsionis ,kami segera naik ke lantai 3-ruang dosen.
Ruang Dosen ICC
Namun ternyata dosen yang ditunggu masih mengajar di lantai 2.
Kegiatan Kuliah Mahasiswa jurusan Comtech
Akhirnya, setelah selesai mengajar kami berkesempatan untuk bertemu dengan dosen mas Ivan. Beliau menawarkan hari Sabtu untuk mengadakan seminar tersebut, namun dengan sangat berat hati harus kami tolak karena untuk akhir minggu kami akan bertugas di Digos.
Alhasil, mereka masih menunda keputusan dan berjanji akan memberikan kepastian selanjutnya melalui mas Ivan.
Pertemuan itu demikian singkat, kami hanya membicarakan hal-hal yang cukup penting. Lugas dan tanpa basa basi. Mereka langsung menanyakan mengenai biaya instruktur, sarana dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk seminar tersebut. Kami berdiskusi hanya sekitar 15-20 menit.
Setelah itu pun, kami langsung pamit dan beranjak kembali ke HOI.
Perpustakaan
Kampus Interface Computer College Davao ini merupakan cabang dari kampus utama di Manila. Dari luar, kampus ini terbilang cukup sederhana.
Suasana di luar kelas. Mahasiswa bebas berdiskusi dengan dosen
Namun kampus ini cukup mengagumkan. Dosen-dosen di kampus ini masih terbilang cukup muda, sekitar 23-27. Umumnya pun sudah menyandang gelar Magister (S2).
Hal ini dikarenakan sistem pendidikan Filipina yang berbeda dengan Indonesia. Disini, pendidikan menengah hanya ditempuh dalam jangka waktu 4 tahun. Sementara di Indonesia 6 tahun (3 th SMP dan 3 th SMA). Setelah itu, mereka bisa langsung melanjutkan ke College,dengan jangka waktu 4 tahun. Kemudian melanjutkan ke S2 dalam jangka waktu 2-3 tahun. Sehingga,menyandang gelar S2 dalam usia muda (23-24 tahun) merupakan hal yang lumrah.
Dan pada tahap itu mereka sudah mampu berbahasa Inggris dengan sangat fasih, baik lisan maupun tulisan. Dengan tetap menggunakan bahasa Tagalog (bahasa nasional) dan Visaya (bahasa lokal Mindanao). Yang artinya, mereka lebih siap dan mampu bersaing secara internasional. Bagaimana dengan kita???
Sunday, July 18, 2010
Pelatihan mJENI
Meskipun demikian, kami mengharapkan game-game yang belum terselesaikan tetap dilanjutkan. Mungkin tidak seperti biasanya yang dilaksanakan di kelas secara formal. Peserta bisa bertanya kapan saja dan dimana saja jika ada kesulitan. Karena kami mengharapkan masing-masing peserta memiliki bukti yang real bahwa mereka telah mampu membuat suatu game walaupun masih tergolong sederhana. Hal ini akan menjadi suatu kebanggaan dan akan menjadi satu titik permulaan yang baik untuk kedepannya dalam rangka pengembangan J2ME ini. Dimana pelatihan J2ME telah dilaksanakan selama tiga minggu di SID. Dimulai pada tanggal 28 Juni sampai 16 Juli 2010. Semoga bisa dimanfaatkan ilmu yang telah diterima. Terimakasih.